Sunday, September 15, 2019

TERUNTUK IBU

TERUNTUK IBU


Karya : M. Ikhlas A.S


Ibu....

Jika kau ibarat tetesan air hujan,
Maka aku akan jadi sinar mentari yang selalu menyinari.
Kau terjatuh tapi tak pernah menyerah,
Maka aku akan terus bersinar agar kau tetap kering.

Jika kau ibarat goresan luka berdarah,
Maka aku akan jadi lintah yang berlumuran darah.
Kau basah karena darah perih luka itu,
Maka akulah yang akan meyerapnya.

Nasihatmu dahulu selalu aku abaikan.
Ocehanmu tiada pernah aku peduli.
Amarahmu padaku kuanggap omong kosong,
Tapi kau tetap saja melontarkan lisan bermakna nasihat.

Aku melihat tetesan air dari pelupuk matamu,
Aku sangka itu air mata sucimu yang terjatuh,
Tapi kau tiada pernah mengatakan bahwa itu air mata,
Kau tetap saja melontarkan lisan "ini hanyalah cucuran keringat".

Nampak jelas dimatamu kau sembunyikan luka,
Yang tiada sedikitpun kau ingin aku mengetahuinya.
Perjuanganmu dalam membesarkan anakmu,
Tiada pernah bisa aku ukur dengan timbangan dunia.

Ibu engkaulah bidadari duniaku.
Ibu engkaulah malaikat dan segalanya bagiku.
Terima kasih ibu engkau selalu mengasihi aku.
Kasih sayangmu tiada henti dan budimu belum mampu ku balas.

Jangan pernah kau lelah menuntun langkahku.
Jangan pernah kau bosan mendengar keluh kesahku.
karena jembatan untuk aku dan tuhanku,
Ialah doa restu darimu ibu.



Bantimurung, 17 September 2019

No comments:

Post a Comment

  SANG PENAKLUK ANGAN  Oleh : Muh ikhlas asrul sani   Sebelum paras mentari terlukis jelas dihadapku  Timbul bak ingin mengintip paras mungi...