Thursday, September 5, 2019

PUISI IBU

IBU
By. M. Ikhlas A.S


Tulisanku ini bukan sekedar kumpulan huruf yang aku rangkai menjadi kata yang tersusun rapi menjadi kalimat yang berisi
Akan tetapi, tulisaku ini adalah bentuk replikasi dari apa yang aku rasakan sejak kau berbadan dua hingga aku dijinkan tuhanku utuk mengarungi lautan dunia.
Kata-kataku ini bukanlah sekedar omong kosong belaka untuk menutupi sakit yang kau sembunyikan dalam dada
akan tetapi kata-kataku ini adalah ungkapan hati dari seorang anak lelaki yang selalu jadi biang masalah dalam perjalanan hidupmu dalam dunia


Ibu...
Kaulah langit bagiku
Menjadi atap keluh kesahku

Ibu....
Kaulah bumi bagiku
Menjadi alas dari segala tekanan yang aku rasakan
Dari kejam dan ganasnya kecaman dunia

Ibu...
Kau bagai gunung tinggi nan besar bagi anak anakmu
Menjadi tameng dari segala penjuru
Yang kian berencana menghantam

Ibu...
Ucapanmu adalah doa
Bagaikan angin yang tiada henti berhembus
Bermakna nasihat dan kasih sayang

Ibu...
Sejak kecil aku kau jadikan anak emas
Kau banting tulang dalam membinaku
Tiada pernah aku mendengar kau berkeluh kesah

Ibu...
Kasih sayangmu tiada pernah terhenti
Mengalir bagai air sungai sampai muara
Berkumpul bersatu dalam akal dan hati

Ibu....
Dahulu ocehanmu bak menyayat hati
Tapi, Kini aku sadar kata ocehanmu itu dikala aku kecil
Adalah satu kata seribu makna dalam kebaikan
Untuk aku dan anak-anakmu 

Ibu...
Kau telah menjalankan amanah tuhanmu
Dalam mengasuh rejeki yang dititipkan padamu
Kau telah berhasil menjadi khalifah ilahi
Di dunia dan syurga tuhan kelak

Ibu...
Tetaplah kau pelihara senyum manismu
Sampai saat aku mampu menjadikanmu ratu dalam hidupku
Menjadikanmu bidadari tak bersayap diatas singgasanaku
Menjadikanmu malaikat dalam syurgaku
Hingga kelak kau tutup usia dalam perjalanan hidupmu
Senyum manismu itu tetap terlukis indah diwajahmu penuh harapku.



Makassar, 05 September 2019

No comments:

Post a Comment

  SANG PENAKLUK ANGAN  Oleh : Muh ikhlas asrul sani   Sebelum paras mentari terlukis jelas dihadapku  Timbul bak ingin mengintip paras mungi...